Secara garis besar, fungsi poros propeller adalah untuk meneruskan tenaga putar dari transmisi ke gardan. Namun begitu, poros propeller yang digunakan juga harus memenuhi beberapa syarat utama agar poros propeller tetap awet dan tidak mudah patah atau rusak ketika digunakan untuk mentransfer tenaga putar dari transmisi ke gardan.
Untuk lebih detail tentang fungsi poros propeller dan syarat-syarat yang wajib dipenuhi oleh sebuah poros propeler ini, sobat bisa membacanya pada artikel tentang fungsi poros propeller yang sudah pernah ombro posting sebelumnya
Syarat-syarat tersebut mutlak diperlukan karena saat penggunaan di kendaraan, poros propeller selain harus tahan terhadap tenaga putar yang dihasilkan transmisi untuk memutar roda, ia juga harus mampu mengikuti perubahan sudut yang terjadi antara poros transmisi dengan poros gardan ketika kendaraan melalui jalan bergelombang dan tidak rata.
Ya, pada jalan bergelombang akan terjadi perbedaan ketinggian antara transmisi dengan gardan akibat transmisi dipasang pada bagian rangka sedangkan gardan dipasang pada bagian suspensi . Dengan begitu, maka akan terjadi perbedaan posisi antara transmisi dengan gardan. Lantas bagaimana cara kerja poros propeller ini ?
Cara kerja poros propeller dipengaruhi oleh komponen-komponen penting didalamnya diantaranya yaitu
Kelima komponen tersebut masing-masing memiliki peran yang penting saat poros propeller berfungsi untuk meneruskan tenaga putar dari transmisi ke gardan, baik pada saat mobil berjalan dipermukaan jaan yang rata ataupun bergelombang. Perhatikan cara kerja poros propeller dibawah ini
Saat mobil berjalan dipermukaan jalan yang rata, hal tentunya tidak mengakibatkan perubahan sudut yang terjadi diantara transmisi dengan gardan.
Oleh karenanya, poros transmisi yang terhubung dengan slip yoke pada poros propeller akan memutar slip yoke sesuai dengan arah putaran yang dihasilkan oleh poros transmisi. Putaran ini juga membuat universal joint , drive shaft (batang poros propeller) dan flange yoke berputar ke arah yang sama.
Dengan begitu, seluruh komponen yang ada pada poros propeler ini akan berputar menjadi satu kesatuan sehingga tenaga putar dari transmisi dapat digunakan untuk memutar poros gardan ke arah putaran yang sama.
Baca juga :
Saat mobil berjalan dipermukaan jalan yang tidak rata, maka akan terjadi perubahan sudut antara transmisi dengan gardan secara berulang-ulang sesuai dengan kondisi jalan yang dilalui. Disini, penggunaan komponen slip yoke dan universal joint pada poros propeller menjadi sangat penting.
Saat, posisi gardan lebih tinggi atau lebih rendah daripada posisi transmisi, maka akan terjadi perubahan sudut dan jarak antara poros transmisi dengan gardan.
Slip yoke (sliding joint) akan bergeser mundur sedikit dari poros transmisi sehingga akan menambah jarak yang dibutuhkan oleh poros propeller, sedangkan universal joint akan memberikan pergeseran sudut putar pada poros propeller baik pada poros transmisi melalui slip yoke ataupun pada poros gardan melalui flange yoke.
Meskipun terjadi perubahan sudut putaran dan panjang poros, namun poros propeller ini tetap dapat meneruskan tenaga putar dari transmisi ke gardan dengan lembut dan baik.
Demikianlah artikel tentang cara kerja poros propeller shaft ini bisa ombro sampaikan, semoga bisa bermanfaat.
Artikel ini diarsipkan pada kategori : Teori-Otomotif
Untuk lebih detail tentang fungsi poros propeller dan syarat-syarat yang wajib dipenuhi oleh sebuah poros propeler ini, sobat bisa membacanya pada artikel tentang fungsi poros propeller yang sudah pernah ombro posting sebelumnya
Syarat-syarat tersebut mutlak diperlukan karena saat penggunaan di kendaraan, poros propeller selain harus tahan terhadap tenaga putar yang dihasilkan transmisi untuk memutar roda, ia juga harus mampu mengikuti perubahan sudut yang terjadi antara poros transmisi dengan poros gardan ketika kendaraan melalui jalan bergelombang dan tidak rata.
Ya, pada jalan bergelombang akan terjadi perbedaan ketinggian antara transmisi dengan gardan akibat transmisi dipasang pada bagian rangka sedangkan gardan dipasang pada bagian suspensi . Dengan begitu, maka akan terjadi perbedaan posisi antara transmisi dengan gardan. Lantas bagaimana cara kerja poros propeller ini ?
Cara kerja poros propeller dipengaruhi oleh komponen-komponen penting didalamnya diantaranya yaitu
- Slip yoke
- Universal joint
- Drive shaft (Batang poros propeller)
- Center bearing (untuk poros propeller tipe tertentu)
- Flange yoke
Kelima komponen tersebut masing-masing memiliki peran yang penting saat poros propeller berfungsi untuk meneruskan tenaga putar dari transmisi ke gardan, baik pada saat mobil berjalan dipermukaan jaan yang rata ataupun bergelombang. Perhatikan cara kerja poros propeller dibawah ini
1. Saat mobil berjalan dipermukaan jalan yang rata
Saat mobil berjalan dipermukaan jalan yang rata, hal tentunya tidak mengakibatkan perubahan sudut yang terjadi diantara transmisi dengan gardan.
Oleh karenanya, poros transmisi yang terhubung dengan slip yoke pada poros propeller akan memutar slip yoke sesuai dengan arah putaran yang dihasilkan oleh poros transmisi. Putaran ini juga membuat universal joint , drive shaft (batang poros propeller) dan flange yoke berputar ke arah yang sama.
Dengan begitu, seluruh komponen yang ada pada poros propeler ini akan berputar menjadi satu kesatuan sehingga tenaga putar dari transmisi dapat digunakan untuk memutar poros gardan ke arah putaran yang sama.
Baca juga :
2. Saat mobil berjalan dipermukaan jalan bergelombang
Saat mobil berjalan dipermukaan jalan yang tidak rata, maka akan terjadi perubahan sudut antara transmisi dengan gardan secara berulang-ulang sesuai dengan kondisi jalan yang dilalui. Disini, penggunaan komponen slip yoke dan universal joint pada poros propeller menjadi sangat penting.
Saat, posisi gardan lebih tinggi atau lebih rendah daripada posisi transmisi, maka akan terjadi perubahan sudut dan jarak antara poros transmisi dengan gardan.
Slip yoke (sliding joint) akan bergeser mundur sedikit dari poros transmisi sehingga akan menambah jarak yang dibutuhkan oleh poros propeller, sedangkan universal joint akan memberikan pergeseran sudut putar pada poros propeller baik pada poros transmisi melalui slip yoke ataupun pada poros gardan melalui flange yoke.
Meskipun terjadi perubahan sudut putaran dan panjang poros, namun poros propeller ini tetap dapat meneruskan tenaga putar dari transmisi ke gardan dengan lembut dan baik.
Demikianlah artikel tentang cara kerja poros propeller shaft ini bisa ombro sampaikan, semoga bisa bermanfaat.
Artikel ini diarsipkan pada kategori : Teori-Otomotif